Minggu, 08 Mei 2011

Cagar Alam Morowali,Sulawesi Tengah berupa flora dan fauna

Spoiler for Fauna:
1. Mamalia, Kebanyakan mamalia besar Sulawesi, termasuk Anoa pegunungan/dataran tinggi yang endemik (Bubalus quarlessi), Babirusa (Babyroussa babirusa), Kera (Macaca tonkeana), Kus-kus beruang (Phalanger ursinus), Babi hutan (Sus scrofa), Rusa (Cervus timorensis) dan Musang abu-abu (Viverra tangalunga), Tarsius sp. juga dapat dijumpai dikawasan ini.

Spoiler for 1.Mamalia:

Anoa (Bubalus quarlessi)


Babirusa (Babyroussa babirusa)


Tarsius sp.


Kus-kus beruang (Phalanger ursinus)


2. Burung, Morowali memiliki habitat yang kaya, sehingga mempunyai fauna burung yang paling representatif. Jenis-jenis elang laut paruh putih (Haliaetusleucogaster), Belibis (Dendrocygna so.), Kum-kum hijau (Ducula aenea) dan Kum-kum putih (Ducula sp.). Burung pelatulk endemik dan Coracias temminckii yang endemilk. Jenis Megapodius seperti Maleo (Macrocephalon maleo) dan burung Gosong (Megapodius frycinet) banyak dijumpai ditepi S. Morowali, lembah Masoyo dan lembah Sumara serta beberapa sungal kecil.

Spoiler for 2. Burung:

Maleo (Macrocephalon maleo)

Spoiler for BBC Wild Nature ''Maleo'':

Maleo Sulawesi BBC Wildlife



Enggang


3. Reptilia, Beberapa jenis Bengkarung, Ular Sanca (phyton reticulatus), Ular rumput (Natrixsp,) serta Ular hijau kepala segitiga (Trimesurus wagleri). Biawak dan Kura-kura juga terdapat dalam kawasan ini.

Spoiler for 3. Reptilia:

Bengkarung



Ular hijau kepala segitiga (Trimesurus wagleri)

Spoiler for Budaya dan Obyek Wisata Pendukung lainnya:
Budaya suku Wana yang mendiami kawasan ini dengan kebiasaan berburu dan berladang berpindah-pindah dengan berbagai ritual turun temurun yang mereka yakini telah menarik minat para antropolog dunia.


Alat musik suku wana


Hasil kerajinan


Upacara momago, memanggil arwah leluhur


Rumah suku wana


Berburu dengan sumpit


Upacara pengobatan dengan arwah leluhur

Wana Tribes

Akses Menuju Cagar Alam Morowali

Menuju cagar alam Morowali dapat ditempuh melalui jalan darat atau dengan pesawat terbang (sampai ke Poso) yaltu :
* Palu – Poso dapat ditempuh selama 6 jam dengan mobil/motor (± 210 km) dilanjutkan dengan mobil/motor ke Kolonodale (± 230 km) selama 7 jam dari Kolonodale- Baturube memakai angkutan air/speed boat ± 3 jam.
* Palu – Poso dengan pesawat ± 20 menit Poso-Kolonodale dengan mobil/motor 7 jam selanjutnya dari Kolonodale – CA. Morowali (Baturube) memakai speed boat 3 jam.



Cagar Alam Morowali yang terletak di Provinsi Sulawesi Tengah,Menuju cagar alam Morowali dapat ditempuh dengan kendaraan Roda empat maupun roda dua, Palu – Poso dapat ditempuh selama 6 jam dengan mobil/motor (± 210 km) dilanjutkan dengan mobil/motor ke Kolonodale (± 230 km) selama 7 jam dari Kolonodale - Baturube memakai angkutan air/speed boat ± 3 jam. Menjadi salah satu pilihan tepat karena menyediakan berbagai macam potensi,Sebagai kawasan cagar alam, Morowali memiliki berbagai potensi seperti tipe ekosistem yang lengkap dari tipe hutan pantai sampai tipe hutan pegunungan.
Keindahan alam kawasan ini dapat dimanfaatkan untuk tujuan pendidikan, penelitian dan pariwisata.Cagar alam Morowali mempunyai nilai pelestarian yang tinggi sebab daerah ini merupakan salah satu daerah terluas yang masih ada dan merupakan daerah hutan hujan dataran rendah alluvial di Sulawesi. Selain itu untuk melindungi tipe hutan yang tumbuh pada batu-batuan beku basah atau ultra basah. Cagar alam ini seluas 225,000 Ha, berfungsi pula sebagai perlindungan sejumlah spesies mamalia dan burung endemik yang mempunyai daya tarik. Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehutanan No. : 374/Kpts-VII/1986, tanggal 24 Nopember 1986 ditetapkan sebagai Cagar alam dengan peruntukan sebagai tempat perlindungan ekosistem hutan tropis yang kompleks.


Peta Lokasi Cagar Alam


Berdasarkan pembagian wilayah administrasi pemerintahan, cagar alam Morowali terletak di dua kecamatan, yaitu Kec. Petasia (Kolonodale) Dan Kec. Bungku Utara, Kabupaten Morowali. Cagar alam ini mempunyai nilai pelestarian yang tinggi sebab daerah ini merupakan salah satu daerah terluas yang masih ada dan merupakan daerah hutan hujan dataran rendah alluvial di Sulawesi.Keindahan alam Morowali dapat dinikmati terutama bagi wisatawan dan petualang yang menyenangi kegiatan jalan jauh, mendaki gunung dan panorama hutan hujan di Morowali, serta oleh para peneliti lingkungan maupun sosial budaya.
Spoiler for Iklim dan Topografi:
Topografi mulai dari datar sampai bergunung-gunung dengan puncak utama yang tinggi antara lain: G. Tokala (2.630 m), G. Tambusisi (2.422 m) dan G. Morowali (2.240 m). lklim dikawasan ini merupakan lklim tropis basah dengan curah hujan rata-rata 3.500 – 4.500 mm / tahun.

Spoiler for Sejarah:

Cagar alam ini seluas 225,000 Ha, berfungsi pula sebagai perlindungan sejumlah spesies mamalia dan burung endemik yang mempunyai daya tarik. Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehutanan No. : 374/Kpts-VII/1986, tanggal 24 Nopember 1986 ditetapkan sebagai Cagar alam dengan peruntukan sebagai tempat perlindungan ekosistem hutan tropis yang kompleks.

Spoiler for Potensi Sumber Daya Alam:
Sebagai kawasan cagar alam, Morowali memiliki berbagai potensi seperti tipe ekosistem yang lengkap dari tipe hutan pantai sampai tipe hutan pegunungan. Keindahan alam kawasan ini dapat dimanfaatkan untuk tujuan pendidikan, penelitian dan pariwisata.



Teluk Tomori

Spoiler for Flora:
Ekosistem dikawasan ini sebagian besar didominir oleh jenis-jenis:
1. Hutan Mangrove, Jenis yang dominan seperti (Rhizophora bruguiera sp., Cedops sp., Pandanus sp.) dan lain-lain.
2. Hutan Alluvial Dataran Rendah Didominir oleh Callophyllum sp, Alstonia sp., Garcinia sp., Palaqulum dan Santiria.
3. Hutan Pegunungan, Jenis Castanopsis sp., Palaqulum sp. Pangium edule dan Lithocarpus sp. banyak mendominir tipe hutan ini juga terdapat Agathis sp., Diospyros sp. dan Parinari sp.
4. Hutan Lumut, Tipe ekosistem ini terdapat pada ketinggian 1.600 m dari permukaan laut. Pohon-pohon yang tumbuh pendek dan terlihat kerdil atau kurang baik pertumbuhannya. Didominir oleh jenis Querqus sp, Litocarpus sp, Tristania sp. Pada tipe ini lumut banyak ditemukan bergantungan pada jalinan cabang-cabang pohon dan Nepenthes sp. (kantung semar) yang besar-besar banyak dijumpai dipuncak-puncak pegunungan. Cemara (Casuarina sumatrana) merupakan pohon yang menjulang didaerah yang lebih kering dan merupakan tegakan murni disepanjang tepi S. Morowali. Agatis merupakan tanaman dominan dibeberapa daerah sebelah timur laut S. Tiworo. Agatis ini banyak dimanfaatkan oleh masyarakat setempat dengan menyadap getah damarnya. Selain itu beberapa jenis Orchidaceae banyak tumbuh dalam kawasan ini.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar